Surat Terbuka untuk CEO Bukalapak dari ‘Swing Voter’: Zaky Malin Kundang Millenial
- Post AuthorBy Peran Perempuan
- Post DateSun Feb 17 2019
Sebuah tulisan berjudul “Surat Terbuka untuk CEO Bukalapak” menyebar di media sosial dan broadcasting Whatsapp, dari pengguna aplikasi market place Bukalapak. Tulisan yang tidak berpretensi pada pilihan politik tertentu. Begini isinya.
Perkenalkan nama saya Joman Bahtiar, saya pengguna Bukalapak dari tahun 2011. Untuk urusan politik, saya tidak terlalu mengurusi, Anda mau pilih Paslon No 01 atau No 02 itu hak saudara, sama halnya dengan saya yang bisa saja dikategorikan swing voters, karena saya masih belum menentukan pilihan, tapi sejak kasus Bapak mencuat, kayaknya saya sudah bisa menentukan deh saya mau pilih nomor berapa dan biarlah yang tahu itu saya sendiri dan Tuhan YME.
Awal saya join Bukalapak itu karena saya waktu itu sedang mencari kaos basket, dan bermula dari seringnya saya membeli barang-barang (secara online. red.) sampai akhirnya saya memutuskan uninstall Bukalapak.
Seperti yang saya bilang, saya uninstall BL bukan karena pilihan paslon (pasangan calon presiden 2019. red), karena sejak 2018 kemarin sebelum kasus ini mencuat, saya juga belum menentukan sikap mau pilih siapa kok.
Saya sempat terharu waktu Presiden Jokowi sangat memberikan apresiasi yang luar biasa tinggi dengan hadir di Ultah BUKALAPAK ke-9 pada 10 Januari 2019 lalu, bahkan melakukan “Official Endorsement” terhadap BL, saya juga memperhatikan ini juga pak Jokowi lakukan ke GOJEK, saya gak tahu apakah juga melakukan hal yang sama jugakah ke SHOPEE atau ke TOKOPEDIA.
Kemudian hari kemarin, HP saya dibuat tak berhenti berbunyi oleh tanda notifikasi baik berita online maupun notifikasi Sosmed, saya cek dan cukup kaget juga dan tak percaya.
Rupanya bapak Ahmad Zaky dalam semalam sudah resmi melakoni peran Malin Kundang Ala Millenial. Kenapa tidak? Pak Zaky komen soal R&D (research and development, red.) dimana pemerintah kurang fokus memberikan dukungan kepada perkembangan industri 4.0 dan Bapak memberikan pernyataan soal “presiden baru”, dan tak lama kemudian muncul pula berita bapak kasih ‘salam pistol’ di dalam mobil. Pak Zaky memang sudah minta maaf, tetapi di mata saya, entah di mata orang lain, Bapak ini termasuk Malin Kundang Millenial.
Tahu kan Malin Kundang? kisah dari Sumatera Barat dimana seorang anak menghujat ibunya sendiri setelah dia sukses di tanah seberang, yang membedakan dengan kisah Bapak adalah Bapak Zaky menghujat orang yang Bapak Zaky katakan di Twitter sudah Bapak anggap sebagai ayah sendiri, dimana “Ayah” anda itu sudah memberikan pujian di depan publik betapa hebatnya Bapak.
Saya tidak perduli Anda masuk PKS atau tidak dan PKS itu partai oposisi atau bukan, saya memfokuskan pada tindakan tidak etis YANG BAPAK LAKUKAN dan tidak bisa balas budi. Balas budi tidak harus mendukung 01, cukup diam dan stay di pilihan bapak dan tidak komen aneh-aneh itu juga termasuk balas budi. Tapi ya memang, Gusti ora sare, mau ditutupi apapun, bangkainya pun tetap tercium juga.
Jangan samakan boikot Sari Roti dengan boikot Bukalapak sekarang. Dulu, Sari Roti mengklarifikasi bahwa roti yang dibagi-bagikan di acara 212 itu adalah roti yang dibeli oleh seseorang untuk dibagikan, jadi bukan dari mereka. Itu pernyataan yang sebenarnya, FAKTA. Jadi tidak pada tempatnya jika ada pemboikotan, karena Pedagang SARI ROTI tidak bisa terima juga jika dagangannya dijadikan gratisan dengan alasan agama, karena mereka bekerja mencari sesuap nasi.
Sedangkan CEO Bukalapak ‘ngetwit’ data tahun 2013 (masa SBY) untuk menjatuhkan Jokowi, artinya dia menyebarkan data yang salah. Dan secara etika dia sudah beberapa kali bertemu langsung dengan Jokowi. Suatu hal yang tidak semua pengusaha punya kesempatan sebaik itu. Tapi bukannya menyampaikan secara langsung kepada beliau malah koar-koar di medsos. Jadi wajar jika netizen marah dan memboikot BL.
Jadi begitu saja ya isi surat saya, semoga menjadi pembelajaran bagi Pak Ahmad Zaky, saya sudah memaafkan bapak, karena seperti yang saya bilang, urusan pilihan politik biarlah menjadi urusan saya dan Tuhan. Bapak mau pilih 01, 02 atau Sule sekalipun itu hak bapak.
Intinya, saya uninstall BUKALAPAK bukan karena pilihan politik bapak, tetapi karena bapak termasuk Malin Kundang Jaman Now. Inget loh, Malin Kundang itu bukan Barisan Sakit Hati, tetapi orang yang tidak tahu terimakasih, beda dengan yang jadi oposisi karena sakit hati karena dikeluarkan dari Tim ataupun dipecat.
Hormat Saya
Joman Bahtiar
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)