Tahun Baru, Now What?
- Post AuthorBy Peran Perempuan
- Post DateMon Jan 01 2018
“Keep on beginning and failing. Each time you fail, start all over again, and you will grow stronger until you have accomplished purpose-not the one you began with perhaps, but one you’ll be glad to remember.”
-Anne Sullivan-
Tahun yang baru, hari yang baru, sudah selayaknya ditunggu dengan sejuta harapan juga semangat untuk meraih segala impian juga keinginan. Banyak orang, biasanya, tahun yang baru, dipenuhi daftar resolusi, baik resolusi tahun kemarin yang belum sempat terpenuhi, ataupun resolusi baru guna kehidupan yang lebih baik.
Kadang ada yang bertanya, apa sih gunanya resolusi, toh semua itu seringkali tak terpenuhi. Yup, masih banyak yang menganggap, bahwa resolusi hanya sekedar catatan saja, list agar terlihat kekinian. Padahal, sebuah resolusi bisa menjadi pemicu semangat agar kita berusaha lebih dari yang biasa kita lakukan. Dan hari yang dijalani dengan penuh semangat, membuat aura positif kita keluar, pun biasanya menular kepada orang-orang di sekitar kita, iya kan?
Sementara jika kita terus-terusan berprasangka buruk, negative thinking terhadap orang lain, apa gak sayang, waktu kita dihabiskan hanya untuk memupuk kebencian sepanjang jaman? Biarkan sajalah mereka-mereka yang memang bisanya membenci tanpa alasan, tak perlu pula kita terbawa, terhanyut dalam langkah mereka. Toh kita hidup memang bukan untuk menyenangkan semua orang, tapi demi kebahagiaan kita sendiri, tanpa melukai hak orang lain untuk bahagia juga.
Agustus 2017 lalu, seorang ibu rumah tangga ditangkap polisi karena menyebarkan ujaran kebencian. Sri Rahayu (32), pemilik akun Facebook Sri Rahayu Ningsih yang berasal dari Desa Cipendawa, Cianjur, sering sekali menyebarkan ujaran berbau SARA terhadap suku Sulawesi dan etnis Tionghoa, penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo, penghinaan terhadap berbagai partai, ormas, dan kelompok, serta konten berbau ujaran kebencian dan hoax.
Lalu Desember 2017, ada lagi seorang ibu rumah tangga berinisial Rin (37) ditangkap tim Subdit Cyber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, karena menyebarkan hoax foto baliho yang menyudutkan sebuah parpol yang difitnah anti Islam
Apakah seperti ini ‘peran perempuan’ jaman now?
Tidak. Itu hanya riak atau buih di lautan.
Sementara seorang ibu lainnya, single parent, berperan ganda, menjadi ibu serta pencari nafkah untuk keluarganya, dalam kondisi lumpuh sebelah tubuhnya akibat stroke, tengah berjuang membesarkan anak-anaknya untuk mencapai impian mereka.
“Kondisi keuanganku minus sebenarnya. Tapi untuk mewujudkan mimpi anakku bersekolah di Jepang, aku berusaha semaksimal mungkin. Aku percaya Tuhan akan bantu,” ujar Christie Damayanti.
Dan kini, putrinya yang masih berusia 18 tahun telah mampu membiayai hidup dan sekolahnya sendiri di Jepang. Dengan kegigihannya ia mampu mendapatkan 2 pekerjaan paruh waktu dengan nominal gaji yang setara dengan gaji seorang direktur di Indonesia.
Jangan takut melangkah, menghadapi semua tantangan di tahun yang baru ini, jangan khawatir. Kita ini perempuan era sekarang, yang lebih siap untuk fight, untuk struggle menghadapi kemajuan dunia. Jangan stuck di masa lalu, berhenti di satu titik untuk kemudian menyerah. Percaya saja, satu pintu yang tertutup, hanya akan membukakan sepuluh pintu lain bernama kesempatan.
Untuk yang merasa jenuh dengan pekerjaan, dan ingin memulai usaha sendiri, jangan takut untuk mencobanya, karena kita tak pernah tahu hasilnya jika kita belum mencobanya bukan? Untuk yang akan bekerja di tempat baru, jangan lupa untuk tetap bersemangat, pekerjaan baru, tempat baru, dengan bonus relasi dan jalinan persahabatan dengan orang-orang baru, tak perlu ada yang dikhawatirkan bukan? Untuk yang masih patah hati, tenang saja, dunia akan terus berputar kok, kita pasti akan bertemu orang-orang baru setiap harinya. Jangan menyerah hanya karena hati merasa terluka, karena cinta ada di mana saja untuk setiap manusia.
Bermimpilah yang tinggi, kepakkan sayapmu setinggi awan, jangan menyerah hanya karena satu kerikil kecil yang menyandung langkahmu. Karena perempuan, sudah saatnya memiliki mimpi, melampaui batas kata tabu yang sebetulnya tak saru. Lupakan tentang para misoginis, yang hanya mampu mencibir dengan segala mimpi dan kemampuan perempuan untuk meraih mimpi tersebut. Ini adalah awal yang baru bagi semua harapan, mimpi juga cinta. Sudah selayaknya kita, perempuan, tak hanya bersuara, tapi juga mewujudkan semuanya menjadi nyata.
Karena akan selalu ada cahaya, bagi siapa saja yang berusaha mencarinya, dan kegelapan, bagi yang ingin bersembunyi di dalamnya.
Selamat Tahun Baru 2018, hari baru, harapan baru, jatuh cintalah dengan bahagia, sebab waktu tak akan menunggu orang yang berduka.
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)