Skip to main content
Categories
Her StoryInspirasiWoman Talks

Tetap Cantik dan ‘Pede’ dengan Stretch Marks

Memiliki body positivity memang gak mudah. Apalagi ketika ada begitu banyak tekanan dari iklan dan media sosial yang menjadi bahan perbandingan tubuhmu dengan orang lain. Hal ini  pernah saya alami pasca melahirkan dengan perubahan tubuh yang drastis  di usia yang masih 21 tahun –gendut, kendor dan stretch marks di mana-mana. Mungkin ini juga salah satu penyebab saya mengidap baby blues. Rasanya gak pede, malu dilihat suami sendiri, depresi pengen punya body kayak sebelum hamil dan nyesel kenapa selama hamil  gak ngejaga tubuh baik-baik. Gak usah ditanya sakit hatinya waktu lihat model-model Victoria’s Secret yang seketika bikin diri sendiri merasa seperti babi.

Yang bikin saya tersadar dari self-hating tersebut adalah ketika suami berbicara dengan kata-kata yang menghibur. Saya masih ingat ketika dia mengusap stretch marks di perut sambil berbisik ‘cantik’.

Awalnya memang terdengar konyol. Tapi dia bilang, badan kita akan berterimakasih kalau kita hargai dan cintai. Kita harus mencintai setiap bagian dari tubuh. Lagipula, stretch marks merupakan tanda bahwa kamu telah menjadi seorang Ibu yang telah berkorban dengan luar biasa untuk melahirkan anak.

Sejak itu, saya jadi mengubah perspektif tentang keindahan tubuh dan berhenti insecure. Beauty is about being comfortable in your own skin, it’s about knowing and accepting who you are.

Stretch marks adalah sesuatu yang normal seperti jerawat atau freckles. Bahkan, Lais Ribiero, model yang mendapat kehormatan untuk mengenakan fantasy bra tahun lalu, mempunyai stretch marks di bokongnya dan hal tersebut tidak menghalangi karirnya sebagai supermodel. Selain itu, sekarang mulai banyak perempuan yang dengan bangganya melakukan pemotretan dengan mempertontonkan strecth marks mereka dengan tujuan menginspirasi perempuan lainnya untuk belajar mencintai tubuh, hingga ada beberapa Tattoo Artist yang bisa meng-cover stretch marks-mu dengan desain yang kreatif.

Don’t let your mind bully your body.


Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)

Subscribe our newsletter?

Join Newsletter atau Hubungi Kami: [email protected]

Inspirasi
BelanjaKarirKecantikanKehidupanKeluargaIndeks
Let's be friends