Ulama Perempuan Indonesia, Bersatu Menghadapi Tahun Politik
- Post AuthorBy Margaretha Diana
- Post DateSun Mar 04 2018
Kamis lalu, 2 Maret 2018, menindaklanjuti Kongres pertama UPI (Ulama Perempuan Indonesia) yang dihelat 25 April tahun 2017, para ulama perempuan di seluruh negeri berkumpul di Mesjid Istiqlal Jakarta guna mendeklarasikan sikap para ulama perempuan dalam menghadapi tahun politik -Pemilu serta Pilpres 2019 yang akan datang.
Pertemuan yang dihadiri oleh 137 ulama perempuan dari seluruh Indonesia ini, juga dihadiri oleh Badriyah Fayumi, pemimpin Ponpes Mahasina, Bekasi, Hindun Annisah, dari Ponpes Hasyim Asy’ari, Jepara, serta Yulianti Muthmainnah yang mewakili Aisyiyah, yaitu organisasi sayap kanannya Muhammadiyah.
Ada lima point hasil pertemuan tersebut yang merupakan kesepakatan bersama, juga ditandatangani oleh para peserta pertemuan. Yang intinya, mendorong serta mengharapkan semua pihak untuk menjaga kemajemukan Republik Indonesia dengan menghindari praktik-praktik buruk dalam berpolitik, seperti politisasi identitas, hoax serta ujaran kebencian yang berpotensi merusak tatanan sosial masyarakat yang ada.
“Jaringan Ulama Perempuan memiliki kegelisahan yang sama, karena itu acara seruan moral ini juga akan simultan diikuti oleh jaringan ulama perempuan se-Indonesia, yang semakin solid sejak Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) pertama digelar April lalu.”
Demikian ungkap Badriyah Fayumi saat konferensi pers, kemarin, di Masjid Istiqlal, Jakarta. Diharapkan, seruan moral, yang juga reperentasi kegelisahan ulama-ulama perempuan di seluruh Indonesia ini, bisa menjadi angin segar serta pegangan dalam berdakwah, mengingat banyaknya ujaran kebencian serta hoax, yang massive tersebar, dan juga disebar, oleh para perempuan.
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)