Mitos Seputar Payudara Kendur
- Post AuthorBy Margaretha Diana
- Post DateFri Nov 03 2017
Payudara, bagi perempuan, tidak hanya sebagai bagian tubuh semata. Banyak yang menganggap, payudara adalah salah satu daya tarik, atau juga sex appeal. Sehingga tak sedikit perempuan yang benar-benar concern terhadap bentuk serta penampilan payudaranya. Padahal, fungsi utama payudara, adalah sebagai tempat ASI (Air Susu Ibu), guna pemenuhan kebutuhan seorang bayi, saat siklus kehidupan berlangsung.
Ada banyak mitos seputar bentuk payudara yang didesuskan turun temurun, terutama tentang bentuk payudara kendur, yang masih dipertanyakan kebenarannya.
Sama halnya dengan mitos payudara kendur jika kita menyusui, hingga banyak ibu yang memilih menggunakan sufor untuk bayinya, hanya karena ingin menjaga bentuk payudaranya tetap kencang dan tidak kendur. Padahal, payudara, saat terisi ASI, atau saat siklus menstruasi, memang berubah ukuran cup-nya, tapi saat waktu tersebut terlewati, dia pasti kembali ke ukuran semula, bukan kendur karena menyusui, tapi lebih karena ukurannya yang berubah.
Ya, banyak yang menganggap, menyusui adalah faktor utama yang membuat payudara menjadi kendur, padahal itu salah. Bukan menyusui-nya yang membuat payudara kendur, tapi faktor ukuran yang berubah. Pada saat kita menyusui, maka otomatis ukuran payudara kita berubah menjadi lebih besar karena penuh dengan ASI. Lalu, setelah proses menyusui selesai, otomatis payudara kembali ke ukuran semula, tapi, dengan kondisi kulit yang sudah mengendur, karena isinya tak lagi sebesar pada saat kita menyusui. Lagipula, pada saat kita menyusui, apalagi ditambah dengan nutrisi yang tepat, pasti ASI kita lebih dari cukup, bahkan tumpah-tumpah, maka payudara kita akan menjadi lebih penuh serta lebih besar dari ukuran semula. Di sisi lain, ASI yang tersimpan di payudara, dan tidak dimanfaatkan secara maksimal, justru menjadi residu pemicu kanker payudara.
Kegemukan, juga menjadi salah satu faktor yang membuat payudara kendor. Ya, pada saat kita gemuk, maka bagian dada kita pun ikut bertambah besar. Cup ukuran bra kita, bisa naik satu atau dua nomor untuk mengakomodasi kebutuhan payudara kita. Nah, pada saat badan kita kurus, maka lemak-lemak di payudara pun ikut menghilang, meninggalkan kulit yang menggelambir dan mengendor. Itulah sebabnya, saat seseorang melakukan diet, sebaiknya diimbangi dengan olahraga, agar massa ototnya terbentuk tidak seperti balon yang mengempis, dan menyisakan kulit yang menggelambir dimana-mana.
Tapi, di antara alasan itu semua, faktor usia-lah yang paling berperan. Seperti kita tahu, jika tubuh pria mengalami perubahan saat memasuki usia empatpuluhan, maka tubuh perempuan, mengalami masa penyusutan kekencangan kulit, memasuki usia kepala tiga. Mulai adanya tumpukan lemak di beberapa tempat, kerut serta keriput, dan berubahnya bentuk tubuh. Itulah sebabnya, payudara pasti akan berubah menjadi lebih kendur saat kita memasuki usia 30-an tahun. Bukan karena ukuran payudara yang mengempis saat kita menjadi kurus, bukan juga karena tak lagi berisi ASI, tapi faktor alami bernama waktu.
Tapi, untuk saat ini, ada banyak cara, bagi para perempuan yang tetap ingin terlihat mempesona dengan payudaranya yang tetap terlihat kencang dan penuh. Mulai dari pasang implan, suntik, atau bahkan yang permanen seperti operasi plastik. Itu semua, kembali pada pilihan pribadi masing-masing dalam menyikapi perubahan tubuhnya. Yang jelas, bukan masalah ukurannya dan kekencangannya yang harus kita jaga, melainkan kesehatannya yang lebih utama. Karena yang namanya kanker payudara, masih menjadi musuh nomor satu para perempuan di dunia.
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)