Orang Indonesia Tak Perlu Minum Susu, 4 Sehat Tambah Daun Kelor
- Post AuthorBy Peran Perempuan
- Post DateSun Dec 15 2019
Pada suatu siang, saat lunch bersama seorang sahabat, ia memesan salah satu jenis sajian salad sebagai menu makan siangnya. Sahabat saya itu memang hobby menjalani hidup yang sehat. Obrolan kami pun seputar gaya hidup sehat dan jenis makanan Indonesia yang penuh manfaat untuk tubuh dan kesehatan.
Dan di situlah saya baru mengetahui tentang manfaat daun kelor. “Daun kelor itu manfaatnya 17 kali dari minum susu,” ujarnya meyakinkan.
Ternyata memang manusia Indonesia tidak butuh makanan-minuman yang bersumber dari barat. Karena alam Indonesia telah menyediakan semua yang kita butuhkan.
Sejak kecil kita diajarkan bahwa makanan sehat itu yang memenuhi unsur 4 sehat 5 sempurna. Jadi yang saya tau ya 4 jenis zat makanan yang diperlukan tubuh di tambah susu sebagai pelengkap. Parahnya, banyak orang Indonesia akhirnya mengkonsumsi susu bubuk atau kental manis yang bukan susu murni. Hal ini karena slogan 4 sehat 5 sempurna itu. Empatnya sih benar, tapi yang kelima, tidak harus.
Kita bukan bangsa yang secara genetik adalah peminum susu. Alam Indonesia telah menyediakan semua yang dibutuhkan oleh tubuh manusia Indonesia.
Orang-orang timur tengah, barat dll. mereka memang peminum susu dan hasil olahannya (dairy product) seperti keju, yogurt, butter, dsb. Karena potensi sumber daya alam di sana tak sekaya di Indonesia.
Lembaga internasional seperti Food and Agricultural Organization (FAO) dan World Health Organization (WHO) menggadang-gadang moringa—sebutan kelor di dunia internasional—sebagai super food karena kandungan nutrisi kelor yang luar biasa.
Kandungan potasium atau kalium serbuk kelor 15 kali lebih tinggi daripada pisang. Kalium salah satu unsur penting untuk membantu menjaga kesehatan jantung. Keunggulan lainnya adalah kandungan vitamin A sebuk kelor 10 kali lebih tinggi daripada wortel, kandungan zat besi 25 kali lebih tinggi daripada bayam, vitamin C tujuh kali lipat dari jeruk, kalsium 17 kali lebih tinggi daripada kalsium susu, dan protein 9 kali lebih tinggi daripada yoghurt.
Lantaran kandungan nutrisinya yang tinggi, beberapa negara memanfaatkan kelor untuk mengatasi masyarakat yang kekurangan gizi.
Ir. Ai Dudi Krisnadi dari Pusat Pembelajaran Moringa Organik Indonesia di Desa Ngawenombo, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, telah berhasil melakukan kerjasama produksi aneka olahan Moringa oleifera (daun kelor) untuk memenuhi pasar negara-negara di Benua Eropa dan Amerika utara.
Dudi juga menjual sebagian besar produk tepung dan olahan kelor ke berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Vietnam, Myanmar, Korea Selatan, dan negara-negara lain di Benua Afrika, Eropa, serta Amerika.
Untuk pasar lokal, Dudi memasarkan aneka produk olahan kelor melalui 71 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam sebulan Dudi mampu menjual rata-rata 2 ton tepung daun kelor dengan harga Rp250.000 per kg atau total omzet rata-rata Rp500 juta per bulan. Tepung daun kelor itu menjadi bahan baku berbagai olahan, seperti teh, aneka jenis makanan, kapsul herbal, dan aneka produk kosmetik.
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)