Najwa Shihab: Jangan Baper di Medsos
- Post AuthorBy Arista Devi
- Post DateTue Nov 21 2017
Pada saat ini, media sosial telah menembus di semua kalangan masyarakat. Kecanggihan teknologi yang berkembang pesat memberikan nilai plus
dan minus tersendiri. Bahkan tidak jarang penyampaian dan penerimaan informasi secara homogen bisa menimbulkan konflik berbasis ekspresi, ekspresi politik juga agama di antara para pengguna media sosial
Menurut Najwa Shihab yang lebih akrab dipanggil Nana, seorang jurnalis perempuan profesional, konflik di media sosial tidak hanya terjadi dan dialami oleh banyak WNI yang tinggal di Indonesia dan Hong Kong, tapi juga dialami oleh netizen di semua negara di dunia.
“Media sosial bisa mendekatkan yang jauh sekaligus menjauhkan yang dekat,” ujar Nana saat diwawancarai oleh Peran Perempuan (19/11).
“Kebencian, rasisme, dan diskriminasi dalam wujud adu balas posting-an dan komentar yang tidak sehat, keruh, dan penuh distorsi kerap terjadi di media sosial. Untuk menghindari konflik dan efek negatif media sosial, netizen harus cerdas dalam memanfaatkan fasilitas digital,” tambahnya.
Lebih lanjut Nana menjelaskan bahwa cerdas digital yang dimaksudnya dalam arti bisa memanfaatkan dunia teknologi dan tidak terbawa arus ke hal negatif.
“Kuncinya hanya satu. Jangan ‘baperan’ (bawa perasaan). Beda pendapat itu wajar.
Di manapun kita berinteraksi baik di dunia nyata ataupun media sosial harusnya sama. Bisa mengutarakan pendapat dengan bijak dan tidak baperan terhadap opini yang sebenarnya tidak berdampak dan menguntungkan kita secara pribadi,” terangnya.
Baca juga:
Catatan Najwa Goes Hong Kong: Berbagi Inspirasi Bersama Perempuan Migran
Catatan Pertemuan dengan Najwa Shihab Sebagai Perempuan Biasa
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)